

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa Negara Indonesia memiliki potensi “pustaka kimia” yang luar biasa besar koleksinya, namun baru sebagian kecil senyawa-senyawanya yang telah diteliti dan dimanfaatkan untuk obat-obatan. Demikian disampaikan Deputi Bidang Relefansi dan Produktivitas IPTEK, Dr. rer.nat Ahmad Saufi, mewakili Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, pada The 1 International Pharmacy Conference on Research and Practise, yang mengangkat tema “Towards Excellent in Natural Products: Preserving Traditions, Embracing Innovations,” di Hotel Sheraton Yogyakarta, Selasa (13/11).
Para pemateri yang hadir pada konferensi internasional antara lain, Prof. Pattrick Ball, Ph.D., MSc, MCPP, FNZCP (Christ Stuart University-Australia), Professor Syed Azhar Syed Sulaiman (Universiti Sains Malaysia) Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt. (Universitas Gadjah Mada) Prof. dr. Ngatidjan, M.Sc., Sp.FK (K) (Universitas Gadjah Mada), Assoc. Prof. Mohammad Haniki, PharmD (IIUM Malaysia) dan Dr. Diky Mudhakir, M.Si (Institut Teknologi Bandung).
Dikemukakan Ahmad Saufi, obat herbal saat ini telah diterima secara luas di Negara berkembang dan di Negara maju. Seperti data World Health Organization (WHO) yang menyebutkan hingga 65% dari penduduk Negara maju dan 80% dari penduduk Negara berkembang telah menggunakan obat herbal.
Lebih lanjut disampaikan Ahmad Saufi, WHO sendiri telah merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degenerative dan kanker. “Hal tersebut menunjukkan dukungan WHO untuk back to nature, yang mana dalam hal tertentu dinilai lebih menguntungkan,” ungkapnya.
Pemerintah Indonesia menurut Ahmad Saufi, juga terus mendukung peningkatan pemberdayaan obat tradisional melalui berbagai kebijakan, diantaranya diwujudkan melalui Kementrian kesehatan dengan mengeluarkan Permenkes tentang Saintifikasi Jamu dalam Peningkatan Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan, selain itu juga melalui Kementrian Riset dan Teknologi dengan mendukung program riset obat-obatan, misalnya riset pengembangan jamu hiperkolesterol, hiperurisemia dan hipertensi.
Sementara itu Wakil Rektor I UII, Nandang Sutrisno, SH, M.Hum, LL.M, Ph.D, dalam sambutannya menyambut baik atas terselenggaranya konferensi internasional yang diprakarsai oleh Prodi Farmasi FMIPA UII. Menurutnya, Universitas Islam Indonesia sering melakukan konferensi baik nasional maupun internasional guna memberikan ruang kepada praktisi, akademia, dan peneliti untuk mengemukakan ide, pemikiran serta hasil penelitian.
Nilai Ujian Utama Angkatan XX :
Adapun daftar nama calon dosen yang diterima, silahkan download disini.
• Memberitahukan bahwa penerima sms ataupun telephone ditunjuk sebagai peserta seminar/workshop dan sejenisnya
Di awal acara dilaksanakan prosesi pemotongan pita sebagai pertanda dimulainya acara jalan sehat tersebut, dalam kesempatan tersebut pemotongan pita dilakukan oleh Bapak Yandi Syukri, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas MIPA UII, Ibu Dr. Farida Hayati., M.Si., Apt. selaku Ketua Prodi PSPA, dan terakhir Bapak M. Hatta Prabowo, M.Si., Apt. selaku Ketua Prodi Farmasi.
Seluruh peserta jalan sehat mengawali start di depan gedung Fakultas MIPA UII dan finish di Sport Center Fakultas MIPA UII. Diakhir acara dilakukan acara pembagian doorprice, dengan hadiah utama 2 buah sepeda gunung dan puluhan hadiah menarik lainnya.
Inti dari diselenggarakannya acara jalan sehat tersebut adalah untuk saling memper-erat tali persaudaraan antara dosen, karyawan, dan mahasiswa. Dengan terjalinnya keharmonisan tersebut, niscaya dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman dan tentram.
Jadwal lengkap Ujian Utama Tengah Semester, silahkan ::download::
Acara dilanjutkan dengan pemaparan sejarah berdirinya Program Studi Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker, yang masing-masing disampaikan oleh Bapak M. Hatta Prabowo, M.Si., Apt. selaku Ketua Prodi Farmasi dan Ibu Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt. yang saat ini menjabat sebagai Ketua PSPA UII.
Disela acara tersebut juga diserah terimakan pin emas kepada beliau Ibu Dra. Suparmi, M.Si., Apt. dan Ibu Dra. Dwi Pudjaningsih, MMR., Apt. Karena dari mereka lah Program Studi Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker UII lahir. Dra. Suparmi, M.Si., Apt. berpesan, “Ciptakan dan kembangkan jati diri mahasiswa, dengan begitu nantinya akan tercipta lulusan-lulusan yang baik”, terang beliau.
Pada akhir acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Saepudin, M.Si., Apt, seluruh tamu undangan mengikuti prosesi ini dengan khusyuk. Puncak acara diisi dengan ramah tamah antara dosen dan staff, bahkan beberapa alumni staff PSPA UII juga menyempatkan menghadiri acara tersebut.