Antibiotic Guardian Dance: Pesan Promosi Kesehatan Apoteker UII Memukau Peserta ACCP 2017

accp-2017
Asian Conference of Clinical Pharmacy (ACCP) yang tahun 2017 ini di selenggarakan di Indonesia merupakan event tahunan terbesar di Asia untuk bidang Farmasi Klinis. Fakultas Farmasi UNAIR Surabaya yang ditunjuk sebagai tuan rumah menggandeng Farmasi UII dan perguruan tinggi farmasi lainnya yang ada di Jogjakarta. ACCP 2017 kali ini bertemakan “Unity In Diversity and Standaridisation Of Clinical Pharmacy Service”, menghadirkan pembicara top kelas dunia seperti Prof Lilian M Azzopardi (Presiden dari Europe Association Of Faculty Of Pharmacy), Prof Joseph T Dipiro (Dekan Virginia Commenwealth University Of Pharmacy, Richmond, Virginia USA), Prof Charles F Lacy (Profesor farmasi klinis dari Collage Of Pharmacy Roseman University Of Health Sciences, Nevada USA).
Acara yang diselenggarakan 27 – 31 Juli 2017 di Hotel Tentrem Yogyakarta ini juga berisi puluhan workshop dan symposium, ratusan presentasi oral dan presentasi poster yang bertemakan pendidikan farmasi, dan praktik kefarmasian. Farmasi UII juga menjadi tuan rumah collage visit  dan menerima 15 tamu peserta AACP 2017 untuk berkunjung dan melihat fasilitas laboratorium mini teaching hospital, teknologi farmasi dan tanaman obat. Para visitor sangat puas dan mengapresiasi capaian yang telah dicapai oleh Farmasi UII untuk semua unit yang diadakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
Pada ACCP 2017 yang diikuti oleh 1500 peserta dari negara-negara di kawasan Asia diselenggarakan juga malam budaya dan gala dinner di pelataran Brahma candi Prambanan. Suguhan kuliner lokal berkelas dan sendratari Ramayana memanjakan para peserta dengan latar belakang pemandangan situs sejarah yang megah. Setiap negara pun diminta untuk tampil spontanitas menunjukkan atraksi budayanya. Tidak kurang tuan rumah Indonesia, Filipina, China, Vietnam, Thailand, Malaysia, Jepang, Singapore, dan Iran tampil unjuk kebolehan. Dosen Farmasi UII Saepudin Ph.D., Apt dan Sukir Satrija Djati, M.PH., Apt yang tergabung dalam tim budaya WANI WIRANG mewakili Indonesia untuk memberikan hiburan kepada sekitar 1000an peserta yang hadir pada acara malam itu.
Saepudin sebagai piñata laku dan Sukir Satrija Djati sebagai penulis skenario dan pemain cabaret membawa ide segar dalam pentas tersebut. Konsep budaya dan edukasi diramu apik menjadi cabaret show dengan judul Antibiotic Guardiance Dance. Kabaret dengan menampilkan tokoh Puanakawan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang membawa pesan terkait penggunaan antibiotik yang benar ini menuai banyak pujian dari para penonton. Pesan-pesan seperti “Antibiotic is not for virus, is for bacteria” dan “Antibiotik: handle with care” mereka tampilkan dengan tarian gending dolanan anak, chicken dance, gangnam style dan lagu dangdut membawa suasana segar dan beberapa board member dari negara-negara peserta ikut serta menari mengikuti gerakan para pelakon di panggung.
Sukir Satrija Djati ditemui setelah event selesai, mengatakan sengaja mengangkat tema tentang penggunaan antibiotik yang benar karna menjadi isu globan dan menjadi konsen bagi semua apoteker dunia. Program studi profesi apoteker dan Farmasi UII juga secara konstan mengangkat isu ini untuk terus dikampanyekan lewat berbagai program pembelajaran mahasiswanya maupun pengabdian masyarakat yang diikuti civitas akademika yang ada. Penampilan tersebut juga mendapat apresiasi tingkat internasional melalui dunia maya. Diane Ashiru, PhD (Lead Pharmacist AMR programme dan Chair Antibiotic Guardian dari Public Health England – United Kingdom) melalui kicauannya di Twitter menuliskan: We have international #AntibioticGuardian champions, Belgium – @sibylanthierens; Indonesia – @SukirSaDja; Turkey – @Meldatogakecik.