Pembekalan Wirausaha Calon Apoteker Baru XXV
Pupuk mental pengusaha, semakin banyak orang berilmu tidak paham akan konsep keseimbangan maka belajar sepanjang waktu. Banyak orang pandai yang tidak jujur, harus punya mental jujur untuk jadi pengusaha.
Kewirausahaan dimulai dari sesuai kemampuan, senantiasa belajar untuk mengambil peluang, bila start diijinkan Alloh karyawan/posisi dari bawah maka pelajari dan amati cara pemilik perusahaan memiliki usaha.
Bila saat ini orang tua atau keluarga belum punya usaha bisa start berdoa sungguh2 agar Alloh ijinkan kita punya usaha, Seperti saat bulan yang mulia ini : Zulhijah bisa memulai melakukan kebaikan kebaikan dan manfaatkan untuk berdoa , dekat dengan Alloh agar ikhtiar(usaha) Alloh hadirkan.
Sebagai pengusaha/ calon pengusaha mulailah Sholat wajib tepat waktu, berjamaah di masjid dan mengikuti sunah sunahnya, tepat waktu menjalankan wajib awal memantaskan diri menjadi pengusaha.
Seorang pengusaha nantinya akan sebagai pemimpin/imam di tempat kerjanya makanya manfaatkan agar para karyawan bisa selalu dekat dengan Alloh. Selalu mudahkan dalam beribadah maka Alloh akan hadirkan keberkahan dalam usaha tersebut. Sukses dalam sudut pandang Islam, Lelaki adalah imam dalam keluarga, sehingga bagi yang wanita harus taat pada suami. Begitu juga dengan suami harus jadi kepala keluarga yang baik. Calon Apoteker disini calon suami. Calon istri yang baik maka mau jadi apapun peganglah prinsip/pola pikir yang sudah ditentukan.
Lihat dan amati apa yang terjadi bila kita sholat tepat waktu berjamaah, Sholat sholat sunat dimaksimalkan, sedekah dan cintai anak yatim, bila sudah ada usaha maka akan semakin berkembang dan berkah. Bila belum ada usaha InsyaAlloh akan dihadirkan usaha oleh Alloh.
Karena Apoteker disini banyak wanita, Jadilah wanita sesuai dengan Quran jagalah jilbab, perilaku dan pahami konsep keseimbangan kestabilan yang Rosullah ajarkan. (Lutfi, AN)
Karena Apoteker disini banyak wanita, Jadilah wanita sesuai dengan Quran jagalah jilbab, perilaku dan pahami konsep keseimbangan kestabilan yang Rosullah ajarkan. (Lutfi, AN)