Kuliah Tamu Program Pendidikan Profesi Apoteker

 Program Pendidikan Profesi Apoteker (PPPA) menyelenggarakan kuliah tamu dengan topik “Peran Apoteker dalam Pengendalian Infeksi dan Resistensi Antibiotika di Rumah Sakit. Kegiatan yang berlangsung sabtu (10/12) menghadirkan praktisi senior Instalasi Farmasi  RSUD DR. Soetomo Surabaya, Ibu Mariyatul Qibtiyah, Apt., Sp.FRS. Kuliah tamu yang bertempat di Gedung Auditorium FTSP ditujukan untuk mahasiswa PPPA angkatan XIX. Melalui kuliah tamu ini diharapkan calon apoteker dapat mengetahui gambaran mengenai kontribusi dan peran besar apoteker dalam pengendalian infeksi dan resistensi antibiotik di rumah sakit, urai Ketua Program Profesi Apoteker, Saepudin, M.Si., Apt.

 Seperti yang disampaikan Bu Qibti, apoteker/farmasis klinik di Bangsal Pediatri RSUD DR Soetomo Surabaya, resistensi antibiotika ini sudah menjadi masalah dunia, melalui Badan Kesehatan Dunia, WHO menyatakan bahwa setiap Negara bertanggung jawab untuk mengendalikan resistensi antibiotika yang terjadi karena dikhawatirkan dapat terjadi suatu ketika bahwa tidak ada satupun antibiotika yang sensitif terhadap bakteri yang telah menginfeksi pasien. Tentu saja hal ini dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien. Oleh karena itu, apoteker sebagai bagian dari health care system turut berperan dalam upaya pengendalian resistensi antibiotik.  

Peran nyata yang telah dilakukan apoteker RSUD DR Soetomo yaitu terlibat aktif dalam Tim PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antibiotika) selain memberikan rekomendasi dalam pemilihan jenis, dosis dan durasi penggunaan antibiotika yang tepat, juga terlibat dalam memberikan diklat/pelatihan untuk tenaga kesehatan lain dalam upaya membangun kerja sama yang sinergis untuk mengendalikan resistensi antibiotika. Bersama tenaga kesehatan lain, seperti Dokter, Perawat, Dokter Mikrobiologi Klinik/Patologi Klinik, dan Dokter Farmakologi Klinik yang tergabung dalam PPRA, Apoteker dalam kesehariannya menekuni dan melakukan aktivitas di bidang pengendalian resistensi antibiotika melalui upaya penggunaan antibiotika yang bijak.

 Penggunaan antibiotika yang rasional saja tetap berpotensi menimbulkan resistensi, apalagi yang tidak rasional, ujar Bu Qibti yang juga merupakan anggota Alliance prudent use of antibiotics. Oleh karena itu, peran apoteker diharapkan dapat terlibat aktif dalam bagaimana penggunaan antibiotika yang bijak melalui berperan dalam penyusunan kebijakan penggunaan antibiotika di Rumah Sakit, pemilihan jenis, dosis dan durasi penggunaan antibiotika yang tepat dan pemantauan penggunaan antibiotika terutama di Bangsal Rawat Inap serta melakukan penelitian mengenai pola kuman yang ada sebagai rekomendasi untuk evaluasi kebijakan panggunaan antibiotika selanjutnya.

Kerja sama yang sinergis antara berbagai profesi kesehatan perlu dilakukan untuk mendukung penggunaan antibiotika yang bijak. Diperlukan kemauan, kemampuan/pemahaman yang memadai dari apoteker untuk melakukan hal tersebut. Resistensi antibiotik, no way !